Xiaomi dan Langkah Berani Membuat Chipset Sendiri

Xiaomi dan Langkah Berani Membuat Chipset Sendiri

Xiaomi, nama yang selama ini dikenal sebagai salah satu raksasa teknologi asal China, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena peluncuran smartphone terbaru atau inovasi pada perangkat IoT-nya, melainkan rencana ambisius untuk memproduksi chip mobile mereka sendiri. 

Langkah ini bukan hanya akan mengubah lanskap bisnis Xiaomi, tetapi juga menempatkan perusahaan dalam persaingan langsung dengan raksasa semikonduktor seperti Qualcomm dan MediaTek. Mari kita bahas lebih dalam, dari ambisi ini hingga dampaknya bagi industri teknologi.

Mengadopsi Strategi Google

Rencana Xiaomi untuk memproduksi chip sendiri tampaknya terinspirasi dari langkah Google dengan chip Tensor di smartphone Pixel. Google sukses menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi melalui Tensor, memungkinkan optimalisasi pada kecerdasan buatan (AI) dan efisiensi daya. 

Xiaomi pun ingin mengadopsi strategi serupa. Selama ini, smartphone Xiaomi ditenagai oleh chipset Qualcomm atau MediaTek. Dengan memproduksi chip sendiri, Xiaomi berharap dapat mengurangi ketergantungan tersebut dan menciptakan perangkat yang lebih terintegrasi serta efisien.

Menurut laporan Bloomberg, Xiaomi telah menargetkan tahun 2025 sebagai awal proses produksi chip tersebut. Lebih menarik lagi, smartphone Xiaomi yang menggunakan chipset bikinan sendiri diproyeksikan akan diluncurkan pada tahun yang sama. Jika ini benar, Xiaomi akan menjadi salah satu vendor smartphone besar dengan kendali penuh atas perangkat keras dan perangkat lunak mereka.

Dampak Lebih Luas

Keputusan ini bukan hanya tentang smartphone. Xiaomi juga terjun ke pasar kendaraan listrik (EV), dan memiliki chip buatan sendiri akan memberikan keuntungan besar. Dengan ekosistem yang sepenuhnya terintegrasi, Xiaomi dapat menyatukan smartphone, perangkat rumah pintar, dan kendaraan listriknya dalam satu jaringan yang saling terhubung secara seamless. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Xiaomi di berbagai industri teknologi.

CEO Xiaomi, Lei Jun, pada Oktober 2024 lalu mengumumkan bahwa perusahaan akan menginvestasikan 30 miliar yuan (sekitar Rp65 triliun) untuk penelitian dan pengembangan pada tahun 2025. 

Fokus investasi ini termasuk pengembangan chip, kecerdasan buatan, dan peningkatan sistem operasi. Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dari anggaran R&D sebesar 24 miliar yuan pada tahun sebelumnya.

Fabrikasi Canggih

Rumor menyebutkan bahwa Xiaomi akan bekerja sama dengan Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), perusahaan semikonduktor terkemuka di China, untuk memproduksi chip ini. 

Chipset tersebut kemungkinan besar akan menggunakan fabrikasi 5 nanometer (nm) atau bahkan 3 nm, teknologi canggih yang diharapkan dapat menyaingi Snapdragon atau Dimensity. 

Jika benar, ini akan menjadi lompatan besar, terutama dalam hal efisiensi energi, kemampuan pemrosesan daya, dan integrasi AI.

Namun, ini bukan pertama kalinya Xiaomi mencoba memproduksi chip sendiri. Pada tahun 2021, mereka meluncurkan chip Surge S1 yang diadopsi oleh smartphone Mi 5C. Sayangnya, proyek tersebut tidak berlanjut, meskipun memberikan Xiaomi pengalaman berharga dalam pengembangan chip internal.

Bagaimana Nasib Kemitraan dengan Qualcomm dan MediaTek?

Xiaomi selama ini dikenal sebagai mitra dekat Qualcomm. Bahkan, Xiaomi sering menjadi yang pertama mengusung chipset flagship Qualcomm, seperti Snapdragon 8 Elite yang digunakan pada seri Xiaomi 15. 

Jika Xiaomi serius mengembangkan chip sendiri, bagaimana hubungan mereka dengan Qualcomm dan MediaTek di masa depan? Apakah ini akan memengaruhi peluncuran smartphone flagship Xiaomi dengan teknologi terbaru dari kedua perusahaan tersebut?

Bisakah Xiaomi Sukses Dengan Tujuannya?

Langkah ini tentu penuh tantangan. Mengembangkan chipset sendiri membutuhkan investasi besar, teknologi canggih, dan tim yang solid. 

Xiaomi dilaporkan telah membentuk tim teknisi semikonduktor khusus untuk proyek ini. Namun, mereka harus bersaing dengan raksasa seperti Qualcomm yang telah menguasai pasar selama puluhan tahun.

Selain itu, integrasi chipset ke dalam ekosistem Xiaomi juga bukan hal mudah. Xiaomi harus memastikan bahwa performa chip mereka mampu bersaing dengan pesaing dalam hal kecepatan, efisiensi daya, dan kemampuan AI yang saat ini menjadi fokus utama.

Baca juga: Intel Dulu Menguasai, Kini Sedang Tidak Baik-baik Saja

Jika rencana ini terealisasi, Xiaomi akan menjadi salah satu pemain penting dalam industri semikonduktor global. Chipset buatan sendiri akan memberikan mereka fleksibilitas, efisiensi, dan kendali lebih besar atas produk mereka. 

Namun, langkah ini juga membawa risiko besar. Apakah Xiaomi mampu menjawab tantangan ini dan membuka era baru untuk ekosistem teknologi mereka? Kita tunggu saja kejutan dari perusahaan asal China ini.

Tarmuji
Tarmuji Penggemar teknologi, suka menulis, penikmat kopi.

Posting Komentar untuk "Xiaomi dan Langkah Berani Membuat Chipset Sendiri"