Alasan Kenapa Banyak Orang Tidak Menyukai Windows Update
Pengguna laptop atau PC dengan sistem operasi Windows, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Windows Update. Ya, fitur ini secara otomatis melakukan pembaruan sistem agar komputer kita tetap aman, stabil, dan mendapatkan fitur terbaru dari Microsoft. Namun meskipun tujuannya baik, faktanya tidak semua orang menyukainya.
Banyak pengguna justru merasa Windows Update adalah hal yang menjengkelkan, bahkan ada yang langsung mematikannya begitu membeli laptop baru. Mengapa bisa begitu? Padahal di satu sisi, pembaruan sistem adalah bagian penting dari keamanan dan performa perangkat.
Alasan Kenapa Banyak Orang Tidak Menyukai Windows Update
1. Update yang Terlalu Sering dan Tidak Tepat Waktu
Salah satu keluhan paling umum dari pengguna Windows adalah update yang datang terlalu sering dan waktunya tidak bisa ditebak. Kadang kita sedang sibuk bekerja, mengetik tugas, atau bermain game, tiba-tiba muncul notifikasi pembaruan.
Yang lebih menyebalkan, Windows kadang langsung memulai proses update tanpa izin jelas—terutama jika pengaturan otomatis belum dimatikan. Akibatnya, laptop bisa restart sendiri di saat-saat penting.
Bayangkan saja, kita sedang melakukan presentasi penting, lalu tiba-tiba layar menampilkan tulisan:
“Working on updates. Don’t turn off your PC.”
Rasanya pasti ingin marah, bukan?
Meskipun Microsoft mengklaim update otomatis ini demi keamanan, kenyataannya banyak pengguna merasa terganggu karena waktu pembaruan sering kali tidak sesuai dengan aktivitas mereka.
2. Ukuran Update yang Besar dan Boros Kuota
Masalah lain yang membuat banyak orang enggan melakukan Windows Update adalah ukuran file-nya yang sangat besar.
Bayangkan, hanya untuk memperbarui satu patch keamanan atau fitur kecil saja, kadang ukuran unduhannya bisa mencapai ratusan megabyte hingga beberapa gigabyte.
Bagi kita yang menggunakan kuota internet terbatas, hal ini jelas memberatkan. Belum lagi jika sinyal sedang tidak stabil, proses update bisa gagal di tengah jalan, dan harus diulang dari awal.
Bagi sebagian pengguna di daerah dengan jaringan lambat, Windows Update bahkan bisa menjadi “momok” tersendiri. Mereka lebih memilih menunda update karena takut koneksi terganggu atau kuota habis begitu saja.
3. Proses Instalasi yang Lama dan Mengganggu
Selain ukurannya besar, proses instalasi Windows Update juga terkenal lama.
Kadang setelah update selesai diunduh, kita harus menunggu 10–30 menit (bahkan lebih) saat perangkat memproses pembaruan sebelum bisa digunakan kembali.
Selama waktu itu, kita tidak bisa melakukan apa pun. Hanya menatap layar dengan tulisan yang sangat “ikonik”:
“Please do not turn off your computer. Installing update 25%...”
Bagi pengguna yang butuh laptop untuk kerja cepat atau presentasi mendadak, ini jelas bikin stres.
4. Update Sering Menimbulkan Bug Baru
Ironisnya, meskipun Windows Update dimaksudkan untuk memperbaiki bug dan meningkatkan performa, kadang justru menghadirkan masalah baru.
Sudah banyak kasus di mana setelah update besar (major update), pengguna melaporkan berbagai keluhan seperti:
Sistem jadi lambat, Fitur tertentu tidak berfungsi, Driver perangkat tidak kompatibel, Bahkan ada yang gagal booting setelah update.
Contohnya, pada pembaruan Windows 10 versi awal dulu, banyak pengguna melaporkan bahwa driver Wi-Fi dan printer mereka tiba-tiba tidak berfungsi setelah update.
Bagi pengguna awam, hal seperti ini tentu membuat mereka takut untuk melakukan pembaruan lagi.
5. Restart Otomatis yang Tidak Bisa Dikontrol
Inilah salah satu alasan paling menyebalkan: restart otomatis setelah update.
Windows memang punya mekanisme untuk me-restart perangkat agar pembaruan bisa diterapkan sepenuhnya. Tapi yang bikin kesal adalah, restart itu kadang terjadi tanpa peringatan yang jelas.
Meskipun Microsoft sudah menambahkan fitur active hours agar pengguna bisa menentukan jam kerja, faktanya sistem masih bisa melakukan restart di luar jam itu jika dianggap perlu.
Bagi kita yang sering meninggalkan laptop menyala untuk proses rendering, download besar, atau tugas latar lainnya, restart otomatis ini bisa jadi mimpi buruk.
6. Update Kadang Mengubah Pengaturan Kita
Pernahkah kalian merasa ada yang “berbeda” setelah update Windows? Misalnya, wallpaper berubah, pengaturan jaringan kembali ke default, atau aplikasi tertentu tiba-tiba tidak jadi aplikasi bawaan lagi?
Ya, ini bukan hal aneh. Windows Update kadang mengembalikan beberapa pengaturan ke default, terutama setelah update besar (major version update).
Hal ini memang tidak berbahaya, tapi cukup menyebalkan karena kita harus menyesuaikan ulang semuanya dari awal.
7. Update Terkesan “Memaksa” dan Kurang Transparan
Banyak pengguna merasa bahwa Windows terlalu memaksakan pembaruan sistem tanpa banyak memberi pilihan.
Memang, secara teori kita bisa menunda atau menjadwalkan update, tapi dalam praktiknya Microsoft tetap akan memaksa instalasi setelah beberapa waktu.
Selain itu, penjelasan tentang isi update sering tidak jelas. Misalnya, tulisan hanya menampilkan:
“We’ve made some improvements to enhance security.”
Tapi tidak dijelaskan secara detail apa yang sebenarnya diperbarui. Bagi pengguna yang ingin tahu perubahan apa saja yang terjadi di sistem mereka, ini tentu terasa kurang transparan.
8. Update Bisa Menyebabkan Kompatibilitas Masalah dengan Aplikasi Lama
Masalah lain yang sering terjadi adalah ketidakcocokan antara update terbaru dengan aplikasi lama.
Beberapa software, terutama yang sudah lama tidak diperbarui oleh pengembangnya, bisa jadi tidak kompatibel dengan versi Windows terbaru. Akibatnya, aplikasi tersebut tidak bisa dijalankan atau sering crash.
Ini sangat merepotkan, terutama bagi pengguna profesional yang masih mengandalkan software lama untuk pekerjaan tertentu.
9. Ruang Penyimpanan Jadi Cepat Penuh
Tahukah kita bahwa setiap kali Windows melakukan pembaruan, sistem akan menyimpan file backup update lama agar bisa dikembalikan jika terjadi masalah?
Masalahnya, file backup ini ukurannya tidak kecil — bisa mencapai beberapa gigabyte. Jika kita tidak membersihkannya, ruang penyimpanan akan cepat habis.
Bagi pengguna laptop dengan SSD berkapasitas kecil (misalnya 128GB), ini bisa menjadi masalah serius.
10. Beberapa Update Tidak Terlalu Penting bagi Semua Orang
Tidak semua pembaruan Windows relevan untuk semua pengguna. Kadang update hanya memperbaiki hal-hal minor atau menambah fitur yang bahkan tidak kita butuhkan.
Namun karena sistem pembaruan bersifat menyeluruh, kita tetap harus mengunduh semuanya. Tidak ada opsi untuk memilih update tertentu saja.
Akhirnya, banyak orang merasa bahwa Windows Update adalah pemborosan waktu dan data, apalagi jika perangkat mereka sudah berjalan stabil tanpa gangguan apa pun.
11. Update Kadang Menghapus Aplikasi Tertentu
Beberapa pengguna melaporkan bahwa setelah melakukan update besar, ada aplikasi pihak ketiga yang tiba-tiba hilang atau tidak berfungsi. Biasanya ini terjadi karena Windows mendeteksi aplikasi tersebut tidak kompatibel.
Masalahnya, Windows sering menghapus tanpa peringatan yang jelas. Padahal, bagi kita, aplikasi itu bisa saja penting untuk pekerjaan.
12. Pengalaman Buruk dari Update Versi Sebelumnya
Salah satu alasan psikologis kenapa banyak orang malas melakukan update adalah trauma dari pengalaman buruk di masa lalu.
Mungkin dulu perangkat mereka sempat error setelah update besar, atau fitur tertentu tidak bisa digunakan lagi. Dari situ, mereka jadi lebih berhati-hati bahkan memilih untuk menonaktifkan Windows Update sepenuhnya.
13. Koneksi Internet Terhambat Saat Update Berjalan
Windows Update sering berjalan di latar belakang tanpa kita sadari. Akibatnya, kecepatan internet bisa turun drastis karena bandwidth dipakai untuk mengunduh file pembaruan.
Bagi kita yang sedang streaming, upload file besar, atau melakukan video conference, hal ini tentu sangat mengganggu.
14. Tidak Semua Pengguna Suka Perubahan
Beberapa orang merasa nyaman dengan tampilan dan fitur Windows yang sudah mereka kenal. Tapi setiap kali ada update besar, Microsoft sering menambahkan fitur baru atau mengubah tampilan antarmuka.
Misalnya, peralihan dari Windows 10 ke Windows 11 membawa banyak perubahan desain yang tidak semua orang suka. Banyak pengguna merasa tampilannya terlalu “modern” dan lebih rumit.
Bagi sebagian pengguna, perubahan yang terlalu sering justru membuat mereka kehilangan kenyamanan dalam bekerja.
15. Windows Update Tidak Memberi Kendali Penuh kepada Pengguna
Inilah alasan mendasar mengapa banyak orang tidak suka: Windows Update terlalu dikendalikan oleh sistem, bukan oleh pengguna.
Sistem operasi seharusnya membantu, bukan memaksa. Tapi di Windows, kita sering merasa seperti tidak punya pilihan.
Bahkan ketika kita menonaktifkan pembaruan otomatis, ada saja patch tertentu yang tetap masuk tanpa izin. Ini membuat pengguna merasa hak kendalinya diambil alih oleh sistem.
Jadi, Haruskah Kita Mematikan Windows Update?
Pertanyaan ini sering muncul. Jawabannya: tidak sepenuhnya perlu dimatikan, tapi perlu diatur dengan bijak.
Windows Update tetap penting untuk menjaga keamanan sistem, terutama terhadap serangan malware atau eksploitasi baru. Namun, kita bisa mengatur agar proses update tidak mengganggu aktivitas harian, misalnya dengan:
Menjadwalkan update di luar jam kerja, Menonaktifkan auto-restart, Menggunakan koneksi metered agar update tidak otomatis berjalan, Membersihkan file update lama secara berkala.
Baca juga: Windows 11 Gagal Update Terus? Coba Tips Ampuh Ini!
Windows Update pada dasarnya dibuat dengan niat baik untuk menjaga keamanan, memperbaiki bug, dan meningkatkan performa. Namun, cara Microsoft mengimplementasikannya sering kali terasa kurang ramah pengguna.
Banyak dari kita yang akhirnya merasa terganggu oleh update yang memaksa, proses lama, bug baru, serta restart otomatis yang tidak diinginkan.
Mungkin, yang kita butuhkan bukan hanya pembaruan sistem, tapi juga pembaruan pendekatan dari Microsoft, agar pengguna punya kontrol lebih terhadap kapan dan bagaimana pembaruan itu dijalankan.
Selama itu belum terjadi, rasanya wajar kalau banyak orang masih enggan melakukan Windows Update. Karena di dunia nyata, tidak semua pembaruan membawa kenyamanan. Kadang, justru sebaliknya.
Posting Komentar untuk "Alasan Kenapa Banyak Orang Tidak Menyukai Windows Update"
Posting Komentar