Alasan Kenapa Hingga Saat Ini Saya Masih Menggunakan Microsoft Edge sebagai Browser Utama

Alasan Kenapa Hingga Saat Ini Saya Masih Menggunakan Microsoft Edge sebagai Browser Utama

Ketika berbicara tentang browser, nama-nama seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, atau Safari mungkin langsung muncul di benak banyak orang. Namun, bagi saya, Microsoft Edge adalah pilihan utama yang hingga saat ini tetap saya gunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bekerja hingga menjelajah internet.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, “Kenapa Edge? Bukankah Chrome lebih populer?” Nah, artikel ini akan menjelaskan  alasan utama kenapa saya tetap setia menggunakan Microsoft Edge sebagai browser utama, meskipun banyak alternatif yang tersedia.

Beberapa Browser Yang Pernah Saya Jadikan Sebagai Browser Utama

Semenjak menggunakan Desktop, sebenarnya sudah banyak browser yang sudah saya coba, namun hanya beberapa browser yang membuat saya tertarik dan menjadikannya sebagai browser utama. 

Yang pertama adalah Mozilla Firefox. Browser ini saya gunakan ketika awal-awal menggunakan Desktop (tepatnya sekitar tahun 2010). Karena saat itu browser ini adalah bawaan laptop yang saya beli.

Firefox saya jadikan browser utama hingga beberapa tahun, hingga pada tahun 2015an saya mulai menggunakan Opera. Alasannya pada waktu itu karena laptop yang saya gunakan memiliki spesifikasi yang rendah. Sehingga Opera sangat cocok karena lebih ringan. 

Tahun 2017 saya membeli laptop baru dan sejak saat itu saya menggunakan Google Chrome sebagai browser utama. 

Tahun 2020 Microsoft meluncurkan Microsoft Edge terbaru yang berbasis Chromium. Saat itu juga saya langsung mencoba menggunakannya. Dan diluar dugaan saya langsung tertarik dengan browser ini, setelah itu langsung menjadikannya browser utama hingga saat ini. 

Alasan Saya Menggunakan Microsoft Edge sebagai Browser Utama

1. Performa yang Cepat dan Ringan

Hal pertama yang membuat saya tertarik pada Microsoft Edge adalah performanya. Dibangun dengan mesin Chromium yang sama seperti Google Chrome, Edge menawarkan kecepatan yang sangat kompetitif.

Namun, yang membuatnya istimewa adalah efisiensi penggunaan RAM. Ketika saya membuka banyak tab, Edge terasa lebih ringan dibandingkan Chrome (meskipun tidak terlalu mencolok perbedaannya). Laptop saya tidak mendadak lambat, bahkan ketika saya menjalankan aplikasi lain secara bersamaan.

Bagi seseorang yang sering multitasking dan menggunakan spesifikasi perangkat keras yang tidak terlalu tinggi seperti saya, efisiensi ini sangat penting. Saya tidak ingin browser menghabiskan semua sumber daya sistem hanya untuk membuka beberapa tab.

2. Mode Hemat Energi (Efficiency Mode)

Sebagai pengguna laptop, daya tahan baterai adalah salah satu hal yang saya prioritaskan. Microsoft Edge hadir dengan fitur Efficiency Mode, yang secara otomatis mengurangi penggunaan daya saat laptop tidak terhubung ke pengisi daya.

Fitur ini sangat membantu ketika saya bekerja di luar ruangan atau saat bepergian. Dengan Edge, saya bisa lebih lama berselancar di internet tanpa khawatir baterai cepat habis.

3. Integrasi dengan Ekosistem Microsoft

Saya adalah pengguna setia ekosistem Microsoft, mulai dari Windows, OneDrive, dan lain sebagainya. Microsoft Edge terintegrasi dengan sempurna ke dalam ekosistem ini.

Sebagai contoh:

  • OneDrive memudahkan saya untuk menyimpan dan mengakses file langsung dari browser.
  • Microsoft 365 memungkinkan saya mengedit dokumen Word atau Excel langsung di Edge secara gratis tanpa perlu membuka aplikasi terpisah.

Bagi saya, integrasi semacam ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga membuat alur kerja saya lebih lancar.

4. Fitur Bawaan yang Kaya Tanpa Ekstensi Tambahan

Salah satu kelebihan utama Microsoft Edge adalah banyaknya fitur bawaan yang tidak memerlukan instalasi ekstensi tambahan. Beberapa fitur yang saya gunakan hampir setiap hari adalah:

  • Web Capture untuk mengambil tangkapan layar dari halaman web.
  • PDF Viewer dengan kemampuan anotasi langsung.
  • Vertical Tabs yang membantu saya mengelola banyak tab dengan lebih rapi.

Semua fitur ini membuat pengalaman browsing saya lebih lengkap tanpa perlu mencari ekstensi pihak ketiga, yang kadang malah bisa memperlambat browser.

5. Mode Baca dan Immersive Reader

Sebagai seseorang yang suka membaca artikel panjang di internet, fitur Immersive Reader di Microsoft Edge adalah penyelamat. Fitur ini menghapus elemen-elemen yang mengganggu seperti iklan atau sidebar, sehingga saya bisa fokus membaca.

Selain itu, Immersive Reader juga dilengkapi dengan opsi untuk mengubah ukuran teks, mengatur warna latar belakang, dan bahkan membaca teks dengan suara. Saya sering menggunakan fitur ini untuk membaca artikel panjang atau dokumen PDF tanpa distraksi.

6. Koleksi (Collections) untuk Mengorganisasi Informasi

Fitur Collections di Microsoft Edge adalah salah satu alasan besar kenapa saya enggan beralih ke browser lain. Fitur ini memungkinkan saya menyimpan artikel, gambar, atau bahkan link dalam satu tempat yang terorganisasi dengan rapi.

Sebagai seseorang yang sering melakukan riset online, fitur ini sangat mempermudah hidup saya. Alih-alih membuka puluhan tab atau menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk menyimpan catatan, saya cukup mengandalkan Collections untuk mengatur semua informasi yang saya butuhkan.

Kenapa Tidak Chrome atau Firefox atau Mungkin Browser Lainnya?

Mungkin ada yang bertanya, “Kalau Edge sebaik ini, kenapa masih kalah populer dibandingkan Chrome atau Firefox?”

Jawaban saya sederhana: kebiasaan dan persepsi.

Banyak orang masih menganggap Edge sebagai "Internet Explorer baru," padahal kenyataannya jauh berbeda. Microsoft telah melakukan banyak perbaikan dan inovasi yang membuat Edge layak menjadi pesaing utama di pasar browser.

Saya sendiri dulu pengguna setia Chrome, tetapi setelah mencoba Edge, saya merasa tidak ada alasan untuk kembali. Edge menawarkan semua yang saya butuhkan, bahkan lebih.

Kekurangan Microsoft Edge

Tentu saja, tidak ada produk yang sempurna. Microsoft Edge juga memiliki beberapa kekurangan, meskipun bagi saya hal ini tidak terlalu signifikan.

  • Ekstensi yang Kurang Lengkap.
    Meskipun mendukung ekstensi dari Chrome Web Store, beberapa ekstensi eksklusif hanya tersedia untuk Chrome.

  • Persepsi Negatif.
    Banyak orang masih skeptis terhadap Edge karena reputasi Internet Explorer yang buruk di masa lalu.

Mulai Tertarik Dengan Arc Browser 

Saat ini ada browser baru yang mampu menarik perhatian saya, yaitu Arc Browser. Browser ini menawarkan perambah yang minimalis dan modern, serta lebih ringan karena tidak menghadirkan fitur-fitur yang tidak terlalu penting. 

Dari sepengalaman saya Arc Browser masih belum stabil di Windows dan ini yang membuat saya masih enggan untuk menjadikan browser utama. Hal ini masih wajar karena perambah ini baru dirilis pada tahun 2023 yang lalu. 

Tapi sayang seribu sayang Arc Browser sudah tidak di Support lagi, padahal tergolong baru diluncurkan. The Browser Company (perusahaan yang mengembangkan Arc Browser) lebih memilih mengembangkan browse lain berbasis AI yang akan segera dirilis juga.

Meskipun tidak mendapat Support bukan berarti ditinggalkan begitu saja oleh pengembangnya, Arc Browser masih akan mendapat Update, namun hanya Update yang sifatnya kecil seperti perbaikan Bug dan lain sebagainya. 

Sementara untuk penambahan fitur-fitur sudah tidak ada lagi. Hal ini sangat-sangat disayangkan, padahal saya pribadi sangat tertarik dengan Arc Browser ini.

Microsoft Edge mungkin bukan browser yang paling populer, tetapi bagi saya, itu adalah browser terbaik untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan performa cepat, fitur bawaan yang lengkap, dan integrasi yang sempurna dengan ekosistem Microsoft, Edge telah memenuhi semua ekspektasi saya sebagai browser utama.

Jika kalian belum mencoba Microsoft Edge atau masih ragu, saya sangat menyarankan untuk memberinya kesempatan. Siapa tahu, kalian akan merasa seperti saya—tidak ada alasan untuk kembali ke browser lain. 
Tarmuji
Tarmuji Penggemar Teknologi dan Penikmat Kopi

Posting Komentar untuk "Alasan Kenapa Hingga Saat Ini Saya Masih Menggunakan Microsoft Edge sebagai Browser Utama"